Team building adalah topik yang sering dibicarakan oleh banyak perusahaan saat ini. Hal ini dikarenakan adanya pendapat para ahli yang menjelaskan jika tim yang kompak berpengaruh kepada produktivitas, kualitas kerja, dan profitabilitas.
Studi menjelaskan jika seseorang akan lebih produktif bekerja dalam tim dibandingkan bekerja secara individu.
Baca Juga: Bangun Employee Engagement yang Tepat di Perusahaan Anda
Tim adalah sekelompok orang yang bekerja untuk tujuan yang sama. Namun, tidak semudah itu mencapai tujuan bersama, karena tim terdiri dari banyak karakter dan sifat. Oleh karena itu, kekompakan tim harus dibangun.
Bagi Anda yang ingin memahami apa itu team building, Profitku akan menjelaskan dengan lengkap di artikel ini.
Pengertian Team Building
Team building adalah proses membangun dan memperkuat tim melalui aktivitas dan interaksi yang dirancang secara khusus. Cara ini membantu tim untuk bekerja sama dengan lebih baik, menjalin hubungan yang lebih akrab, dan meningkatkan kinerja tim.
Membangun tim akan menyamakan persepsi karyawan terhadap tujuan bersama yang ingin dicapai. Ikatan batin yang sudah terbangun memungkinkan karyawan mengerjakan tugas dan mencapai tujuan perusahaan secara efektif.
Team Building bukanlah kegiatan yang alami. Ia harus dirancang secara tepat. Rancangan yang dilakukan biasanya berupa pekerjaan dan aktivitas bersama. Aktivitas akan membantu sesama karyawan untuk mengenal dan membangun hubungan yang baik satu sama lain.
Tahapan Interaksi Tim
Psikolog asal Amerika, Bruce Tuckman mengemukakan teori mengenai tahapan pembentukan tim atau kelompok. Teori ini dikemukan pada tahun 1965 dan masih digunakan banyak perusahaan sampai saat ini.
Bruce Tuckman menjelaskan membangun tim akan melewati fase Forming, Storming, Norming, Performing. Kemudian Bruce Tuckman bekerja sama dengan Mary Ann Jensen mengembangkan terori ini dengan menambahkan fase Adjourning.
1. Forming (Tahapan Pembentukan)
Tahap ini adalah fase pembentukan tim. Pada fase ini, anggota tim satu sama lain masih asing dan cenderung bersikap hari-hati dan formal.
Tim masih meraba-raba serta menggali informasi terkait tugas dan tanggung jawabnya. Olah karena itu, fase ini lebih banyak membangun hubungan dengan anggota tim lainnya.
2. Storming (Tahapan timbulnya konflik)
Setelah masing-masing membangun komunikasi dan mengetahui tugasnya, langkah selanjutnya adalah dimulainya pekerjaan atau kegiatan. Tim mulai merancang tujuan, rencana untuk mencapainya, dan siapa yang bertugas.
Pada tahap ini sangat rentan terjadinya gesekan atau konflik antara karyawan. Mereka mulai mempertahankan diri atas pekerjaan yang dilakukan.
Adanya koreksi dan evaluasi atas ketidakpuasan hasil kerja seseorang juga dapat menimbulkan konflik. Selain itu, adanya adu argumen dan pemberian pendapat menambah gesekan di dalam tim.
Pada dasarnya, konflik merupakan hal yang baik di dalam tim. Konflik dapat mempererat hubungan tim, membantu mengatasi masalah, dan membangun kepercayaan antar individu. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, konflik justru menjadi bibit perpecahan.
Oleh karena itu, konflik harus dapat diselesaikan sebelum melewati tahap ini.
3. Norming (Tahap normalisasi)
Tim yang baik tentunya berusaha keluar dari konflik yang panjang. Segala upaya dikerahkan agar menemukan jalan keluar. Jika sudah menemukan jalan keluar, tim akan memasuki tahap selanjutnya: normalisasi.
Tahap norming (normalisasi) merupakan tahapan penyelesaian. Di tahap ini konflik mulai menurun, setiap inividu sadar akan peran dan tugasnya, menemukan cara komunikasi yang baik, timbulnya persahabatan dan hubungan yang lebih erat, dan membangun kepercayaan untuk kerja sama.
4 Performing (Tahapan pelaksanaan):
Tahap terakhir adalah bekerja dengan optimal. Pada tahap ini, anggota tim mulai paham dan bekerja sesuai dengan tugasnya dan tanggung jawabnya. Semua mengutamakan kepentingan tim di atas kepentingan pribadi.
Selain itu, pada tahap ini, tim mulai memiliki hubungan semakin akrab, dan komunikatif, dan kreatif dalam memecahkan masalah.
5 Adjourning (Tahap pembubaran sementara)
Tahap terakhir adalah pembubaran tim. Kondisi ini terjadi pada kerjaan yang sifatnya sementara. Tim akan membubarkan diri sebagai sebuah organisasi apabila proyek atau permasalahan berhasil di selesaikan.
Nah, dari teori Bruce Tuckman di atas kita dapat memahami tahapan bagaimana tim berkembang dan berinteraksi yang dapat mempengaruhi kinerja tim. Teori tersebut dapat menjadi referensi bagi Anda dalam memahami dinamika tim agar mampu bekerja sama lebih baik.
Panduan Utama Team Building Untuk Anda
Nah, Anda sudah memahami pengertian mengenai team building. Selanjutnya, coba terapkan di perusahaan Anda.
Berikut panduan dalam membangun tim di bisnis Anda:
1. Definisikan tujuan perusahaan: Pastikan semua anggota tim memahami tujuan dan visi perusahaan.
2. Cari anggota tim yang sesuai: Pilih anggota tim berdasarkan kemampuan dan kepribadian yang cocok dengan tujuan tim.
3. Ciptakan kultur tim: Buat budaya kerja yang inklusif dan memotivasi semua anggota tim.
4. Komunikasi efektif: Pastikan semua anggota tim dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik.
5. Tanggung jawab bersama: Pastikan semua anggota tim memahami tanggung jawab mereka dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tim.
6. Latihan dan pengembangan: Dukung pengembangan profesional dan pribadi anggota tim melalui pelatihan dan peluang belajar.
7. Evaluasi dan adaptasi: Evaluasi kinerja tim secara teratur dan lakukan perubahan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Ingatlah bahwa membangun tim impian memerlukan waktu dan komitmen dari semua anggota tim. Fokuslah pada kolaborasi, komunikasi, dan kerjasama untuk mencapai hasil yang maksimal.
Team Building: Tim Kompak, Bisnis Autopilot
Salah satu ciri perusahaan yang kuat adalah tim yang kompak. Kekompakan tim akan membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dengan mudah. Tim yang kuat juga mencegah tingkat turn over yang tinggi.
Hal-hal di atas dapat Sahabat Profit rasakan jika mulai melakukan team building. Cara ini juga tidak hanya membuat karyawan menjadi kompak, tapi juga menciptakan bisnis jadi autopilot.
Sama dengan team building, Profitku juga dapat membuat bisnis Sahabat Profit jadi autopilot. Fitur-fitur yang ada sangat mendukung terciptanya bisnis autopilot.