Di perusahaan Anda terjadi turn over yang tinggi? Bisa jadi karena tidak adanya employee engagement atau tidak adanya keterlibatan karyawan.
Anda tentunya ingin mempunyai karyawan atau tim yang loyal dan bertahan lama. Keinginan tersebut dapat diwujudkan dengan strategi yang tepat, salah satunya adalah employee engagement.
Sebagai bukti, ada penelitian yang dilakukan Harvard Business Review Analytic Services in association dan Quantum Workplace tentang survey employee engagement. Hasilnya, pemimpin perusahaan yang menerapkan employee engagement setuju karyawannya bekerja lebih produktif.
Lalu, apa itu employee engagement? Mengapa employee engagement menjadi hal yang penting menjalin “hubungan” yang harmonis antara perusahaan dan karyawan?
Pengertian Employee Engagement
Employee engagement adalah keterhubungan mental dan emosional yang dirasakan karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan, tim, dan organisasi mereka.
Sederhananya, employee engagement adalah metode atau cara yang digunakan manajemen untuk membuat karyawan menjadi kompak dan saling terikat satu sama lain.
Anda pasti setuju, jika biaya merekrut karyawan baru tujuh kali lebih mahal daripada mempertahankan karyawan yang sudah ada. Ditambah lagi, karyawan baru memerlukan waktu untuk adaptasi dengan lingkungan dan pekerjaan.
Untuk itu, jagalah karyawan Anda. Rawat dia dengan baik agar mempunyai ikatan dengan pekerjaan dan perusahaan. Dengan employee engagement efektif untuk menurunkan tingkat turn over karyawan.
Agar hal tersebut terjadi, manajemen perusahaan perlu merancang strategi. Bagaimana caranya?
Berikut adalah tujuh cara membangun employee engagement yang dapat Anda lakukan di perusahaan.
Membangun Employee Engagement
1. Karyawan memahami apa yang diharapkan darinya
Ketika Anda merekrut karyawan, tentunya ada sesuatu yang diharapkan darinya. Sederhananya, Anda berharap karyawan dapat membantu mengerjakan tugas perusahaan, karena Anda tidak bisa sendirian.
Karyawan harus tahu apa yang diharapkan darinya oleh perusahaan. Cara ini akan membuat mereka sadar akan posisi dan tugas yang diembannya.
Bantu karyawan untuk mengetahui apa yang diharapkan darinya. Manajer dapat berdiskusi dengan karyawan untuk menentukan apa yang diharapkan dari mereka. Dengan mengetahui apa yang diharapkan dari karyawan, akan menumbuhkan sense of belonging.
2. Fasilitas yang memadai untuk pekerjaannya
Karyawan akan merasa senang jika memiliki alat kerja atau fasilitas yang menunjang pekerjaannya. Tersedianya fasilitas yang lengkap juga menyiratkan jika pekerjaan mereka penting.
Jika Anda menuntut banyak kepada karyawan, tapi dilain sisi fasilitas kerja minim, itu hanya membuat karyawan menjadi frustasi. Manajer atau atasan harus mendengar dan mengakomodir apa yang menjadi kebutuhan karyawan.
3. Karyawan diberikan kesempatan menunjukkan potensi terbaiknya
Apakah Anda tipikal atasan yang membatasi gerak karyawan? Apakah Anda tipikal yang melarang jika karyawan ingin mencoba metode baru?
Jika iya, setelah membaca artikel ini segera ubah pola pikir tersebut.
Karyawan akan senang mempunyai kesempatan menunjukkan potensinya. Jangan mengira jika karyawan bekerja hanya untuk mencari uang. Mereka ingin mengasah kemampuan dan mengembangkan karirnya. Caranya, mereka mengekspresikan diri dan menunjukkan potensinya.
Sebagai atasan yang baik, sebaiknya Anda mengetahui potensi yang dipunya karyawan. Sehingga, Anda dapat menempatkan jabatan karyawan sesuai dengan potensinya.
4. Apresiasi terhadap kinerja
Apresiasi adalah sifat menghargai sekaligus motivasi. Apresiasi tidak melulu soal materi. Kalimat ampuh seperti ucapan terima kasih akan membuat karyawan merasa dihargai dan diakui atas pekerjaan yang mereka lakukan.
Anda pasti sering mendengat kata bijak “jika ingin dihargai, maka hargailah orang lain”. Seorang atasan jika ingin dihargai, maka hargailah karyawan. Ciptakanlah kultur saling menghargai. Cara yang paling mudah adalah, ucapkan terima kasih kepada karyawa atas kinerjanya.
5. Perusahaan mendukung karyawan untuk berkembang
Salah satu alasan yang banyak dugunakan karyawan untuk resign adalah minim tantangan sehingga tidak bisa mengembangkan kemampuan. Kesempatan untuk berkembang adalah bagian dari kontrak sosial tidak tertulis yang diharapkan karyawan ketika diterima kerja.
Karyawan membutuhkan navigasi karir, baik itu bimbingan dari senior, pelatihan, atau pun tugas yang menantang.
Pengembangan tidak melulu soal promosi jabatan. Itu merupakan salah satu cara, tapi ada yang lebih dibutuhkan. Pengembangan adalah proses meningkatkan kemampuan setiap karyawan, sehingga dirinya mampu menemukan peran, posisi, dan kemampuan terbaiknya.
6. Pendapat karyawan di dengar
Nah, cara ampuh agar karyawan merasa terlibat dan “memiliki” perusahaan adalah dengan mendengar pendapat mereka. Bukalah ruang dialog yang terbuka. Dengan mendengarkan pendapat dan saran, karyawan merasa dihargai perusahaan.
Owner dan manajer tidak bisa menjalankan perusahaan sendiri, mereka juga tidak selalu memiliki solusi atas permasalahan. Meminta pendapat karyawan akan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
Pemimpin yang baik akan mendengar dan memberi tanggapan setiap pendapat karyawan. Ide yang bagus akan didukung, sedangkan ide yang belum bagus akan diberi arahan untuk lebih disempurnakan.
7. Pertemanan yang baik sesama karyawan
Sebagai karyawan, pekerjaan seberat apa pun akan tetap menyenangkan jika lingkungan atau pertemanannya baik. Namun sebaliknya, pekerjaan ringan akan menjadi beban jika lingkungan atau pertemanannya tidak menyenangkan. Sebegitu berpengaruhnya lingkungan pertemanan untuk performa karyawan.
Perusahaan yang baik akan menciptakan ruang bagi karyawannya untuk bersosialisai. Dengan bersosialisasi, karyawan akan mencari ruang dan pertemanan yang nyaman. Jika sudah menemukan, mereka akan betah dan nyaman bekerja.
Penutup
Anda pasti ingin mempunyai karyawan yang loyal dan mempunyai masa kerja yang lama. Semakin lama karyawan bekerja akan terbangun kecocokan antara satu dengan yang lain.
Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah membangun keterlibatan karyawan. Cara ini akan membuat karyawan “terikat” dan betah untuk bekerja di perusahaan Anda.
Ketika employee engagement terbangun, karyawan akan lebih produktif. Selain itu, perusahaan atau bisnis Anda akan jadi autopilot.