Objective Key Result (OKR) adalah metode yang digunakan perusahaan untuk menentukan tujuan dan hasil utama yang ingin dicapai. Dengan metode ini, perusahaan terpacu untuk bergerak dan berkembang lebih besar.
OKR adalah metode yang dikembangkan oleh Andy Grove dan John Doerr, saat keduanya bekerja di Intel. Kemudian John Doerr membawa OKR untuk diterapkan di Google. Hasilnya, salah satu pendirinya-Larry Page—mengaku berkat OKR Google mampu tumbuh berkali lipat.
Jadi, OKR terbukti membantu banyak perusahaan untuk menentukan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. Sebut saja Adobe, Amazon, Dell, Netflix, sampai Facebook dan Twitter menggunakan metode OKR.
Perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan OKR karena mendapatkan FACTS:
- Focus: tim akan fokus pada tujuan
- Alignment: menyelaraskan tujuan tim dan perusahaan
- Commitment: komitmen tim untuk mencapai tujuan
- Tracking: dapat melacak perkembangan dalam mencapai tujuan
- Stretching: memancing tim untuk mencari ide yang baru
Namun, OKR tidak akan berguna jika salah dalam menyusunnya. Sayangnya, banyak yang tidak mengetahui kesalahan dalam menyusun OKR. Akibatnya, tujuan yang ditentukan tidak pernah tercapai.
Lalu, apa saja kesalahan dalam menyusun OKR? Di artikel ini, Profitku akan menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam menyusun OKR.
Harapannya, Anda dapat menghindari atau bisa menentukan OKR dengan baik.
5 Kesalahan Ketika Menyusun OKR
Berikut adalah 5 kesalahan dalam menyusun OKR:
1. OKR tidak dipantau
Dalam membuat tujuan menggunakan metode SMART Goal, salah satu unsur yang penting adalah jika OKR harus bisa diukur. Ketika OKR bisa diukur Anda dengan mudah memantau kinerja karyawan untuk mencapai karyawan.
Jadi, kesalahan pertama ketika menyusun OKR adalah, manajemen perusahaan tidak memantaunya. Ketika OKR tidak dipantau akan mudah melenceng dari tujuan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, pemantauan sangat penting.
Saat ini, sudah banyak alat atau software agar mudah memantau kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Salah satunya adalah dengan Profitku.
2. OKR berubah jadi tugas yang banyak untuk karyawan
Tujuan yang terlalu banyak akan menjadikan beban tugas kepada karyawan. OKR merupakan metode yang membantu perusahaan untuk fokus pada satu tujuan. Memang, ada kalanya perusahaan mempunyai banyak tujuan. Ini hal yang wajar. Namun, perusahaan tetap harus memustuskan tujuan yang berprioritas untuk dicapai.
Kegagalan untuk fokus pada satu tujuan merupakan penyebab OKR menjadi gagal tercapai. Ketika perusahaan selalu memberi tujuan yang baru setiap minggu atau bulan, ini akan menjadi tugas yang membebani karyawan. Akibatnya, tujuan dan hasil utama jauh dari ketercapaian.
3. OKR yang dipilih tidak terlalu penting
Di satu perusahaan, setiap pimpinan mempunyai keinginan dan tujuan yang ingin dicapai. Bayangkan, ada 5 manajer, berarti ada 5 tujuan dan hasil utama yang tersedia.
Sebenarnya ini baik, karena dalam perusahaan tersebut mempunyai banyak mimpi. Sayangnya, setiap tujuan tersebut belum tentu layak untuk menjadi prioritas.
OKR bertujuan untuk menentukan tujuan dan hasil utama yang berprioritas tinggi dan terkait langsung dengan strategi perusahaan.
OKR akan menjadi sia-sia jika tujuan yang dipilih tidak terlalu prioritas. OKR akan memancing ide-ide out of the box, sehingga perusahaan keluar dari zona nyaman Business as Usual.
4. OKR tidak menantang atau terlalu berat
Kesalahan selanjutnya adalah, tujuan dan hasil utama yang ingin dicapai tidak menantang. Kunci keberhasilan dari metode ini adalah mencari titik tengah antara realistis dan menantang.
OKR yang terlalu mudah akan membuat tim melihatnya tidak menantang. OKR yang menantang secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan karyawan. Selain itu, OKR yang menantang akan membuat perusahaan jauh melangkah ke depan. Namun, OKR yang tidak realistis akan menyebabkan tim terbebani dan berakibat gagal dicapai.
Lalu, bagaimana untuk menenmukan titik tengah? Salah satu rumus yang bisa dicapai adalah tim dapat mencapai 70% – 80% per tujuan dalam satu periode.
5. OKR tidak dikomunikasikan kepad tim
Bagaimana karyawan bisa mencapai tujuan perusahaan jika mereka tidak tahu tujuannya?
Manajemen perusahaan wajib menginformasikan ke sluruh karyawan ketika OKR sudah ditentukan. OKR bukanlah dokumen rahasia yang hanya disimpan oleh Manajer atau karyawan yang bertanggung jawab.
OKR yang disosialisasikan membuat komunikasi antar karyawan menjadi lancar. Selain itu, karyawan akan mempunyai “pengingat” tentang prioritas perusahaan.
Itulah lima kesalahan dalam menyusun OKR. Kesalahan dalam menyusun OKR membuat tujuan utama perusahaan sulit untuk dicapai.
Penutup
OKR merupakan metode yang dapat memacu pertumbuhan perusahaan. Metode ini juga membuat tim fokus kepada tujuan dan hasil utama yang diinginkan. Namun, OKR ini akan berguna jika disusun dengan tepat.
Kunci utama agar tercapainya OKR adalah pemantauan. Anda dapat menggunakan alat bantu seperti Profitku untuk memantau pencapaian tujuan. Melalui Profitku, Anda dapat mengontrol kinerja tim dalam satu sentuhan saja.