Home > News > 9 Key Performance Indicator E-commerce yang Penting Anda Terapkan

9 Key Performance Indicator E-commerce yang Penting Anda Terapkan

Admin | 1 year ago

Menggunakan e-commerce dapat memperluas pasar penjualan produk Anda. Pasar dan ceruk e-commerce sangat beragam dan semakin diminati. Agar usaha Anda berjualan e-commerce sukses, diperlukan KPI e-commerce untuk memantau kinerja tim.

Perkembangan internet turut menambah pilihan kegiatan jual dan beli. Saat ini masyarakat tidak perlu keluar rumah untuk membeli barang. Semua proses bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi internet. Sehingga memunculkan istilah e-commerce.

E-commerce adalah cara yang memudahkan masyarakat untuk membeli apa saja. Produk yang dibeli berupa fisik atau digital. Mulai dari buku, pakaian, perlengkapan fesyen, barang elektronik, kebutuhan sehari-hari, jasa, sampai perbankan.

Di Indonesia e-commerce adalah salah satu tonggak ekonomi digital. Menurut Kementrian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp108,54 triliun pada kuartal I tahun 2022.

Data lain menyebutkan jika warga Negara Indonesia berada di urutan ke-5 paling sering belanja melalui e-commerce. Data yang dihimpun oleh Digital 2022: Global Overview Report, menyebutkan jika 36% masyarakat Indonesia berbelanja melalui e-commerce. Peringkat pertama sampai keempat berturut-turut adalah Thailand, Korea Selatan, Meksiko, dan Turki.

Data tersebut menjelaskan e-commerce merupakan tempat jual dan beli yang menguntungkan bagi Anda jika ingin melebarkan penjualan.

Jika Anda ingin melebarkan penjualan melalui e-commerce, langkah pertama adalah membentuk tim khusus. Karena alurnya yang kompleks, tim e-commerce jangan diberi tugas lain agar proses penjualan tidak tersendat. Setelah tim dibentuk, selanjutnya adalah membuat Key Performance Indicator (KPI) e-commerce.

Pengertian E-commerce

Lalu, apa yang dimaksud dengan e-commerce? Seperti yang disebutkan di atas pada artikel ini, jika e-commerce merupakan salah satu perkembangan dari dunia internet. Namun, ternyata e-commerce tidak hanya jual dan beli melalui internet.

E-commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui media elektronik, baik itu melalui televisi, telepon, dan internet. Memang, mayoritas masyarakat yang belanja di e-commerce melalui internet. Sehingga ada persepsi e-commerce pasti internet, padahal tidak selalu begitu.

Menyadur dari Gramedia, Laudon & Laudon melalui bukunya Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital menjelaskan jika pengertian e-commerce adalah proses jual dan beli barang secara elektronik oleh konsumen. Menurut Laudon & Laudon, e-commerce merupakan transaksi business-to-business melalui jaringan komputer.

9 KPI E-commerce Beserta Cara Menghitung

1. Retention Rate

Untuk memantau penjualan melalui e-commerce, Key Performance Indicator pertama yang digunakan adalah retention rate. Customer retention adalah upaya agar pelanggan lama terus membeli produk Anda.

Jadi, retention rate adalah persentase pelanggan lama dibandingkan dengan konsumen yang hanya sekali membeli produk Anda. Ukuran retention rate akan mengetahui upaya yang sudah dilakukan tim dalam menjaga pelanggan.

Rumus:

Retention rate = {(E-N)/S} x 100

E: Jumlah pelanggan lama di akhir waktu yang ditentukan

N: Jumlah pelanggan baru pada waktu yang ditentukan

S: jumlah pelanggan di awal waktu yang ditentukan

2. Churn Rate

Jika retention rate menghitung persentase jumlah pelanggan, churn rate menghitung sebaliknya.

Churn rate adalah persentase pelanggan yang berhenti membeli produk Anda dalam rentan waktu tertentu. Churn rate yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan dan perkembangan penjualan di e-commerce.

Rumus:

Churn Rate = Jumlah pelanggan yang hilang – Jumlah pelanggan sebelumnya X 100

3. Monthly Active Users (MAUs)

Monthly Active Users adalah indikator yang melihat seberapa banyak pengunjung yang melihat produk Anda di aplikasi. Aplikasi akan mengenali pengguna aktif melalui nomor telpon, alamat e-mail, atau nama pengguna.

Bagi Anda yang berjualan secara online, Monthly Active Users suatu yang penting untuk melihat berapa banyak pelanggan yang menggunakan aplikasi Anda. Monthly Active Users juga berkaitan dengan Retention Rate dan Churn Rate. Besar atau kecilnya Monthly Active Users menggambarkan hasil dari upaya Retention Rate.

Rumus:

MAUs = Jumlah pengguna yang berkunjung ke aplikasi atau web

4. Daily Active Users (DAUs)

Daily Active Users (DAUs) mengukur jumlah pelanggan yang melakukan kunjungan ke aplikasi atau website pada satu hari. Jika Monthly Active Users mengukur dalam jangka waktu bulan, Daily Active Users mengukur jangka waktu harian. Semakin tinggi Daily Active Users akan tinggi peluang untuk terjadinya transaksi pembelian.

Daily Active Users akan menghitung berdasarkan per pengguna, bukan seberapa banyak berkunjung. Jadi, jika ada satu user yang berkunjung ke aplikasi atau website sepuluh kali dalam sehari, itu tetap dihitung satu.

Rumus:

DAUs = Jumlah pengunjung yang membuka aplikasi atau web dalam satu hari

5. Daily Sessions Per Daily Active User

Setelah Anda mengetahui jumlah pengguna aplikasi atau web, selanjutnya adalah mencari tahu jumlah sesi dari pengguna. Anda dapat mengetahui berapa kali user mengunjungi aplikasi atau web.

Daily Sessions Per Daily Active User adalah ukuran yang menghitung rata-rata sesi yang dilakukan pengunjung. Sesi adalah kegiatan yang dilakukan oleh satu user/akun/konsumen dalam mengunjungi aplikasi atau web Anda dalam satu hari. Beberapa user mempunyai kebiasaan berkunjung ke user lebih dari satu kali dalam satu hari, itulah sesi.

Rumus:

Daily Sessions User = Jumlah sesi dalam satu hari / Jumlah pengunjung dalam satu hari.

6. Average Session Length

Average Session Length akan mengukur rata-rata lama waktu yang digunakan pelanggan saat berkunjung ke aplikasi atau website. Waktu dihitung dalam satuan menit. Sedangkan sesi dihitung berdasarkan jumlah sesi user.

Rumus:

Average Session Length = Jumlah total waktu sesi / Jumlah total sesi

7. Cost Per Acquisition (CPA)

Untuk menarik pengguna baru, Anda dapat menjalankan campaign agar aplikasi atau situs usaha lebih dikenal. Untuk mendapatkan konsumen yang baru memerlukan biaya dan harus dihitung bebannya, istilah ini sering disebut dengan Cost Per Acquisition.

Cost Per Acquisition adalah ukuran pemasaran yang menghitung keperluan biaya untuk mendapatkan satu konsumen (mengakuisisi). Cost Per Acquisition dihitung ketika konsumen melakukan action atas iklan yang Anda pasang.

Rumus:

CPA = Biaya campaign / Jumlah konsumen yang berhasil diakuisisi

8. Customer Lifetime Value (LTV)

Pelanggan adalah salah satu unsur kesuksesan sebuah usaha. Biaya mencari pelanggan baru lebih mahal dari pada menjaga hubungan dengan pelanggan lama. Oleh karena itu, ada dalam ilmu pemasaran terdapat istilah Customer Lifetime Value (CLV).

Customer Lifetime Value atau nilai umur pelanggan adalah ukuran yang menunjukkan pendapatan dari satu akun pelanggan. Customer Lifetime Value akan mengukur rentan waktu pelanggan menggunakan produk Anda.

Memasarkan melalui e-commerce tidak hanya mengajak konsumen membuka aplikasi atau web Anda. Lebih dari itu, konsumen harus dijaga agar menjadi pelanggan. Hubungan yang bagus dengan pelanggan merupakan cara untuk menjaga pendapatan.

Menghitung Customer Lifetime Value dilakukan per pelanggan. Berikut adalah rumusnya:

CLV = Jumlah rata-rata pembelian X Jumlah transaksi dalam satu tahun X Lama tahun berlangganan

9. Return on Investment

Anda sudah melakukan semua tahapan analisi KPI e-commerce, sekarang saatnya menghitung keuntungan atas investasi yang sudah dilakukan.

Return on Investment ukuran yang menunjukkan rasio untung investasi yang sudah dilakukan. Dalam hal e-commerce, investasi termasuk web/aplikasi developer, fotografer/videografer, desain grafis, admin, dan semua yang berhubungan dengan penjualan melalui e-commerce.

Mengetahui Return on Investment merupakan hal yang penting untuk menentukan strategi pemasaran dan pengelolaan uang di masa depan.

Rumus:

ROI = (Pendapatan dari investasi – biaya investasi) / biaya investasi X100

Penutup

Pemasaran melalui e-commerce merupakan kegiatan yang ribet. Ini betul, karena kerjanya berhubungan dengan berbagai macam tim. Contoh, untuk iklan, Anda membutuhkan tim digital marketing. Untuk konten anda membutuhkan tim media. Juga jangan lupakan admin e-commerce.

Anda akan gagal menjual melalui e-commerce jika tidak mempersiapkan tim dengan baik. Kegagalan juga terjadi jika Anda tidak menentukan KPI e-commerce. Melalui KPI e-commerce akan memberikan ukuran yang jelas terkait kinerja penjualan e-commerce.

Profitku.id adalah alat bantu yang tepat untuk memantau KPI e-commerce Anda. Melalui Profitku.id, Anda dapat memantau perkembangan KPI secara real time. Selain itu, melalui Profitku.id Anda dapat menganalisa kesehatan penjualan dalam satu dashboard.